Kabupaten Lumajang dengan sejuta olahan kulinernya memang tidak pernah bosan membuat lidah masyarakat bergoyang, karena dengan tetap menjaga kearifan lokal yang ada, masyarakatnya masih bisa menyajikan menu kuliner yang rasanya nikmat, salah satunya adalah Rujak Weci Bu Emi.
Saat ini, memang banyak sekali menu kuliner yang kekinian, tetapi masyarakat di Lumajang juga masih memiliki banyak warung lawas yang menyajikan berbagai olahan makanan yang melegenda, dan tidak perlu diragukan lagi citarasanya.
Saat dimintai keterangan di warungnya, Selasa (23/2/2021), Emi (59th) yang merupakan pemilik Warung Rujak Weci di Dusun Krajan Desa Tempeh Lor tersebut mengungkapkan, bahwa dirinya sudah mulai berjualan sejak tahun 1982 silam, dan bertahan hingga sekarang. Saat itu Rujak Weci dijual dengan harga per porsinya masih Rp250.
“Saya berjualan Rujak Weci ini mulai tahun 1982 lalu, yang saat itu anak pertama saya baru berusia satu tahun, dan saat itu harganya masih Rp250, tetapi saat ini harga per porsinya Rp10.000,” ungkap dia.
Warung Rujak Weci Bu Emi terletak di Dusun Krajan, Desa Tempeh Lor. Agar lebih mudah, pembeli bisa melalui jalan Jamu Jago, dan dari Toko Jamu Jago menuju ke arah timur sejauh 200 meter. Di situ pembeli bisa bertanya lokasi warung. Hanya dengan harga Rp10.000 sudah bisa menikmati satu porsi rujak weci.
Sementara itu, salah satu pembeli Rucak Weci, Bekti Sawiji mengatakan, bahwa Warung Rujak Weci Bu Emi tersebut mendapatkan sebutan sebagai salah satu warung yang melegenda, karena riwayat keberadaanya memang sudah sangat lama, hampir empat dekade, da sudah sangat dikenal oleh masyarakat Tempeh dan sekitarnya.
Hal tersebut terbukti, karena Rujak Weci Bu Emi sangat laris dan saat ini dia telah memiliki omset yang lumayan besar, yang setiap harinya dia bisa mendapatkan penghasilan kotor antara Rp400.000 hingga Rp600.000, dengan waktu jualnya yang relatif singkat.
“Warung rujak ini buka pukul 10.00 WIB, dan tutup saat rujak sudah habis yaitu sekitar pukul 14.00 WIB. Istri dari Alfan (74th) ini merasa bersyukur karena rujaknya laris dan cukup dikenal. Kalangan guru mulai SD hingga SMA banyak yang menjadi langganannya,” kata dia.
Menurut Bekti, setelah mencicipi rujak tersebut, dijamin pembeli merasa ketagihan dengan rasa rujak weci buatan Bu Emi sangat khas dan dapat memanjakan lidah penikmat kuliner, karena topping weci pada rujak tersebut memuat rasa rujak dan rasa weci bercampur dan memiliki sensasi yang sangat wah, gurih, pedas, manis, asam, asin, dan kriuk. Weci adalah gorengan khas masyarakat Lumajang (atau orang Jawa Timur juga) yang tebuat dari tepung terigu dan sayuran seperti kecambah, kol, atau wortel yang pembuatannya harus menggunakan cetakan.
Kemudian, bumbu dan bahan rujak weci tersebut sebetulnya sama dengan rujak lain pada umumnya, dan yang membedakan adalah adanya weci dan petis. Petis yang digunakan untuk bumbu rujak ini adalah petis yang bagus dan harganya lebih mahal dari petis biasanya. Irisan pisang klutuk juga turut diuleg hingga lembut.
Menurut keterangan yang diberikan Bu Emi, untuk mempercepat proses pembuatan rujak, bumbu kacangnya diolah sendiri dengan blender terlebih dahulu, dengan begitu saat menggerus bumbu rujak menjadi ringan. Sekali proses, memblender 8 kg kacang dan itu akan habis dalam waktu tiga hari. (Kominfo-lmj/An-m)