Berbuah Rupiah dari Budidaya Lebah
12 September 2021 | Dilihat 806 kali | Penulis Yongky Dwi Cahyadi . Redaktur Joko

Madu tidak hanya manis di lidah namun juga manis di kantong karena mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah. Seperti yang dirasakan oleh Sadi, salah seorang pembudidaya lebah klanceng asal Desa Bedayu, Kecamatan Senduro, kini usahanya berbuah rupiah dari budidaya lebah.

"Apalagi sekarang ini musim Corona, permintaan madu klanceng melonjak 80% sampai kesulitan mencukupi permintaan," ungkap Sadi.

Dulunya, Sadi merupakan pencari madu liar dari lebah hutan. Untuk memenuhi kebutuhan produksinya ia harus pergi ke hutan untuk mencari madu cerana.

Seiring dengan adanya permintaan madu klanceng yang semakin meningkat, ia akhirnya memulai budidaya tawon klanceng. Kini hanya berbekal media sosial ia mampu memasarkan produk madu klancengnya hingga luar kota seperti Bali, Madiun, Nganjuk dan berbagai kota lainnya.

Untuk memenuhi kebutuhan produksinya, Sadi mempunyai hampir 2 ribu kotak lebah madu. Kotak lebah madu tersebut dititipkannya ke masyarakat sekitar dengan sistem bagi hasil.

Masyarakat sekitar diuntungkan karena dari kotak lebah madu tersebut hasil panennya nantinya akan dibeli kembali oleh Sadi. "Kotak saya yang ada di rumah warga hampir 2 ribu kotak sampai di desa Barat, Pandansari termasuk di desa saya sendiri," terangnya.

Untuk memastikan kontinuitas produksi madu klanceng tersebut, Camat Senduro Nurman Riyadi berharap ada campur tangan perangkat daerah (PD) terkait khususnya dalam manajemen kelompok para pembudidaya lebah. Hal itu dilatarbelakangi oleh fakta bahwa pemberdayaan budidaya lebah klanceng belum maksimal tanpa adanya manajemen kelompok.

"Untuk meningkatkan produksi, kelembagaan harus dibangun, manajemen panennya juga harus dibangun, ditentukan biar keberadaan produk madu klanceng dapat tersedia secara kontinu," harapnya. (Kominfo-lmj/Ydc)

Portal Berita Lumajang V.2021.2.1 © Hak Cipta Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lumajang | Dibuat dan dikembangkan dengan