One Pesantren One Product (OPOP) inisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur diperkuat dengan hadirnya Badan Usaha Milik Pesantren.

Hal itu disampaikan Bupati Lumajang Thoriqul Haq dalam talkshow Kopilaborasi Sambang Pesantren yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan JTV dan OPOP (One Pesantren One Product) Jawa Timur di Pondok Pesantren Syarifuddin Wonorejo, Senin (25/10/2021).

"Produksi harus dikemas dengan packaging yang bagus ini yang kami intervensi, baru kemudian bagaimana bertemu dengan pasar maka intervensinya adalah badan usaha milik pesantren itu," ujar bupati.

Dalam talkshow dengan tema 'Peran Santri Dalam Pembangunan Ekonomi' bupati mendorong agar pesantren menjadi pusat ekonomi yang meningkatkan peran santrinya untuk turut andil dalam pembangunan ekonomi sesuai dengan karakter dan martabat santri.

Melalui BUMTren, kemandirian pesantren didorong dengan mengembangkan skill enterpreneur para santri. Bupati menilai jejaring santri yang kuat menjadi modal besar dalam mengoptimalkan produk-produk dari pesantren.

"Pesantren yang sudah mandiri ini begitu dikonsolidasi memiliki potensi yang lebih lagi dalam penguatan ekonomi yang pastinya memiliki pemberdayaan yang lebih karena basisnya jejaring yang kuat kita prioritaskan," ujarnya.

Bupati berpandangan bahwa pesantren telah memiliki entitas ekonomi tersendiri. Oleh karenanya perlu sentuhan lebih agar produk-produk dari pesantren memiliki value ekonomi yang lebih.

"Pesantren itu sudah memiliki entitas ekonomi, perputaran ekonomi di pesantren telah berlangsung tetapi belum ada pola pikir bagaimana entitas tersebut memiliki nilai tambah ekonomi," ujar bupati.

Dalam talkshow yang disiarkan secara langsung melalui JTV tersebut bupati juga berdialog dengan narasumber lain seperti Ning Laila atau Lailatul Qodriyah Anggota DPRD Jatim, Sekretaris OPOP Jatim, Gus Ghofirin dan Pengurus Ponpes Syarifuddin, Gus Abdul Wadud Nafis. (Kominfo-lmj/Ydc)