Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Indra Wibowo Leksana meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dampak La Nina yang terjadi di penghujung 2021. Hal itu disampaikannya saat dikonfirmasi melalui siaran langsung di LPPL Radio Suara Lumajang, Kamis (04/11/2021).

Kalaksana BPBD Lumajang tersebut menjelaskan, fenomena La Nina berpotensi meningkatkan curah hujan dan menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

"Dampak curah hujan lebih tinggi dan lebih lama ini berpotensi mengakibatkan banjir, tanah longsor, pohon tumbang dan sebagainya oleh karena itu masyarakat diimbau tetap siaga dan waspada terhadap kemungkinan terjelek yang terjadi akibat La Nina ini," ujarnya.

Ia memetakan daerah-daerah perbukitan seperti Tempursari, Pronojiwo, Senduro, Pasrujambe, Gucialit, Klakah agar masyarakatnya lebih waspada terhadap terjadinya potensi longsor akibat curah hujan tinggi.

Ia mengingatkan bahwa mitigasi bencana harus dilakukan oleh semua sektor, tidak hanya sisi pemerintah namun juga keterlibatan sektor usaha, akademisi, media dan keterlibatan masyarakat dalam meminimalkan dampak kerugian maupun korban akibat fenomena La Nina.

"Mitigasi yang bisa dilakukan masyarakat antara lain dengan membersihkan saluran air atau selokan dan optimalisasi drainase," jelasnya.

Sementara itu, Arif BMKG Juanda menjelaskan bahwa La Nina terjadi secara global tidak hanya di Lumajang. Berdasarkan pemantauan BMKG terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian Tengah dan Timur, saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina.

Fenomena La Nina tahun 2021 ini akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 persen-70 persen di atas normalnya. 

"Indonesia secara umum akan terdampak La Nina beberapa bulan ke depan, jadi diharapkan kewaspadaannya bagi masyarakat, efek La Nina secara umum meningkatkan curah hujan," pungkasnya. (Kominfo-lmj/Aj/Ydc)