Peternak di Lumajang Mulai Lakukan Perawatan secara Mandiri pada Masa Pumulihan PMK
14 Juni 2022 | Dilihat 497 kali | Penulis Ardi . Redaktur Anam
Foto : Dok. Kominfo-lmj

Para peternak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur secara mandiri mulai melakukan perawatan terhadap ternaknya masing-masing, seperti memberikan Empon-empon serta obat-obatan dari dokter hewan, baik melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian maupun luar dinas.

"Saat ini, banyak sapi yang sudah mulai masa pemulihan. Walaupun agak melambat, para peternak sudah mulai melakukan perawatan dengan memberikan empon-empon dan obat yang tersedia, baik melalui dokter hewan yang ada di Dinas Pertanian maupun di luar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq (Cak Thoriq) dalam postingan akun media sosial pribadinya, Senin (13/6/2022) malam.

Cak Thoriq juga mengatakan, bahwa selain itu, para peternak juga sering membersihkan kandang dan membuka kandang, supaya hewan ternak mendapatkan cahaya sinar matahari.

Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, saat ini tren kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lumajang, menunjukkan bahwa kondisi sapi yang terkonfirmasi positif banyak yang sembuh.

"Kondisi sapi yang sebelumnya sakit, saat ini sudah mulai banyak yang sembuh," ujar dia.

Menurutnya, penanganan sapi yang terkena PMK di awal kejadian banyak yang belum mendapatkan penanganan cepat karena cepatnya virus ini menyebar. Sehingga dua bulan ini tenaga dokter hewan dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskewan) telah berbagi prioritas kawasan yang harus di tangani.

Dirinya juga mengimbau, kepada para peternak untuk tidak menjual belikan ternaknya pada masa PMK. Selain itu, peternak juga dianjurkan untuk berkonsolidasi ke dokter hewan di Puskeswan terdekat apabila ada hewan ternak yang terjangkit PMK.

"Beberapa waktu yang lalu, ada masyarakat yang panik dan menjual sapi dengan harga murah, ada yang belum tau dampak minum susu mentah dari sapi yang terpapar PMK yang diberikan ke anak sapi yang mengakibatkan kematian pada anak sapi, ada juga yang terlalu berlebihan memberikan makanan saat masa pemulihan sehingga menyebabkan kematian sapi, karena lambungnya belum siap asupan makanan," terangnya.

Cak Thoriq menambahkan, bahwa pihaknya telah melakukan langkah-langkan penangan untuk meminimalisir dampak penyebaran PMK, seperti penutupan sementara pasar hewan di Lumajang.

"Keputusan saat ini adalah prioritas untuk meminimalisir dampak penyebaran PMK pada sapi. Karena kalau tidak dilakukan, dampak penyebarannya semakin merugikan para peternak sapi yang di Lumajang jumlahnya puluhan ribu peternak. Apalagi para peternak sapi di wilayah kecamatan senduro yang memiliki sapi perah, yang kesehariannya menjadikan sapi perah sebagai hasil ekonomi yang harus terus berputar," pungkasnya. (Kominfo-lmj/Ard)

Portal Berita Lumajang V.2021.2.1 © Hak Cipta Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lumajang | Dibuat dan dikembangkan dengan