Pembangunan Gereja Pantekosta di Indonesia El-Shadday Tempeh yang berdiri bersebelahan dengan Mushola Babussalam di Tempeh tidak hanya menjadi tonggak sejarah bagi umat Kristiani di Lumajang, tetapi juga menandai kesinambungan harmoni antarumat beragama.
Dalam pertemuan dengan Pengurus Persekutuan Gereja-gereja Pantekosta Indonesia (PGPI) Jawa Timur, yang bertempat di Ruang Mahameru Kantor Bupati Lumajang, Selasa (20/02/2024), Pj. Bupati Lumajang, Indah Wahyuni (Yuyun) menekankan pentingnya toleransi dan moderasi beragama.
"Berdampingan antara gereja dan masjid di Kecamatan Tempeh ini adalah contoh nyata dari moderasi beragama yang diterapkan di Lumajang. Ini adalah tanda kehidupan beragama yang harmonis di tengah-tengah masyarakat," ujar dia.
Yuyun juga menyampaikan, bahwa pembangunan dua rumah ibadah tersebut, baik gereja maupun musala, menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lumajang. Ia juga mengungkapkan bahwa inisiatif pembangunan tersebut sudah dimulai oleh Bupati sebelumnya, Thoriqul Haq.
Meskipun Lumajang mayoritas penduduknya menganut agama Islam dan mayoritas dari suku Madura dan Jawa, Pj. Bupati menekankan, bahwa masyarakatnya tidak terlibat dalam intoleransi agama atau etnis.
"Lumajang, meskipun mayoritas etnis Madura dan Jawa, memiliki tingkat moderasi dan toleransi beragama yang tinggi. Hal ini memberikan dampak positif dalam menjaga situasi keamanan yang kondusif karena saling menghormati dan menghargai satu sama lain," katanya.
Sementara itu, Ketua PGPI Jawa Timur, Pdt. Charles Simamora, juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang atas dukungan dalam pembangunan gereja.
"Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang, dari bupati sebelumnya hingga Pj. Bupati sekarang, karena telah memungkinkan pembangunan gereja kami. Ini adalah berkah yang sangat berharga bagi kami," ungkapnya.
Peresmian Gereja Pantekosta di Indonesia El-Shadday Tempeh ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Pj. Bupati Lumajang, yang disaksikan oleh jajaran Ketua dan Pengurus PGPI Jawa Timur, menjadi momen bersejarah bagi kerukunan antarumat beragama di Lumajang. (Kominfo-lmj/Ydc)