Di tengah arus modernisasi yang semakin pesat, warisan budaya dan situs bersejarah di Lumajang menghadapi tantangan besar. Teknologi dan gaya hidup modern yang berkembang dengan cepat telah mempengaruhi pola pikir masyarakat, berisiko menyebabkan mereka melupakan atau bahkan mengabaikan pentingnya pelestarian budaya lokal.
Dalam diskusi yang digelar di LPPL Radio Suara Lumajang, Ketua HKTI Lumajang Iskhak Subagio menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan situs budaya sebagai bagian dari identitas daerah yang harus dipertahankan.
Ia juga mengungkapkan bahwa selain menjaga fisik situs bersejarah, hal yang tak kalah penting adalah memperkenalkan cerita dan nilai sejarah yang terkandung di dalamnya kepada generasi muda.
"Kita tidak hanya harus melindungi situs-situs tersebut secara fisik, tetapi juga memastikan bahwa cerita dan nilai sejarah di baliknya terus hidup dan dipahami oleh generasi penerus kita," ungkapnya.
Sebagai bagian dari Komunitas Penggiat Budaya Tengger Brang Wetan, Iskhak juga mengungkapkan komitmen mereka untuk menjaga situs dan cagar budaya yang ada di wilayah Lumajang, meskipun tantangan modernisasi terus berkembang.
Dirinya berharap agar masyarakat dan pemerintah bisa bekerja sama dalam pelestarian warisan budaya ini, agar nilai-nilai budaya lokal tidak tergerus oleh zaman.
Menurut Iskhak, tanpa upaya bersama, warisan budaya yang telah lama ada berisiko hilang atau terlupakan. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga situs-situs bersejarah dan kebudayaan lokal.
“Pelestarian ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk generasi yang akan datang,” pungkasnya. (Kominfo-lmj/Bob)