Klub panahan modern Dzunnurain Archery menggelar evaluasi program pemanah pemula di Lapangan Panahan Terpadu, Jalur Lingkar Timur Lumajang, Minggu (16/2/2025). Evaluasi ini diikuti lebih dari 50 pemanah pemula dari klub yang telah berdiri sejak 2016. Kegiatan ini menjadi yang pertama sejak pandemi Covid-19 dan menggunakan standar penilaian World Archery.

Evaluasi mencakup enam level pemula, yakni Pre Feather, Red Feather, Gold Feather, White Arrow, Black Arrow, dan Red Arrow. Selain skor dan keterampilan, aspek etika dalam panahan menjadi prioritas utama.

“Kami ingin membentuk atlet yang tidak hanya andal dalam teknik, tetapi juga memiliki etika dan adab yang baik dalam berpanah,” ujar Ketua Program dan Pelatih Kepala Dzunnurain Archery, Arief Kurniawan.

Kegiatan dimulai sejak pagi, diawali dengan pengarahan dari Arief dan sesi peregangan bersama. Evaluasi dilakukan bertahap berdasarkan kategori usia dan berlangsung hingga siang hari. Peserta dinilai tidak hanya dalam eksekusi teknik, tetapi juga kepatuhan terhadap aturan keselamatan.

“Panahan adalah olahraga yang menggunakan senjata tajam. Ada aturan yang harus ditaati, seperti cara membawa dan menyimpan alat panah dengan aman,” tambah Arief, yang juga pendiri klub ini.

Ia menekankan pentingnya disiplin dalam panahan, termasuk aturan seperti membongkar pasang alat panahan di tempat latihan dan menjaga area tembak tetap aman.

“Kami ingin membangun kebiasaan baik sejak dini, agar para atlet siap menghadapi kompetisi dengan standar internasional,” jelasnya.

Dzunnurain Archery terus mencetak prestasi, dengan sejumlah atletnya baru-baru ini meraih medali emas dalam Grand Prix di Ciracas, Jakarta. Evaluasi ini diharapkan dapat membantu atlet pemula beradaptasi dalam turnamen nasional maupun internasional.

“Kami ingin mereka siap bertanding di mana pun dengan standar yang sama,” pungkasnya.(Kominfo-lmj/Ard)