Langkah Kecil di Lumajang, Dampak Besar untuk Indonesia: Sistem Rujukan Global untuk Pasien Tak Mampu
05 Juli 2025 | Dilihat 421 kali | Penulis Tomi . Redaktur Anam

Harapan baru menyelimuti keluarga kecil di Dusun Nyioran, Desa Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang. Evan Kamyel Syahputra, seorang anak yang menderita penyakit jantung bawaan atau jantung biru, akan segera menjalani operasi penyelamatan jiwa secara gratis di India, berkat bantuan dari organisasi internasional Little Heart Foundation (LHF).

Langkah ini menandai sebuah momen penting, bagaimana kolaborasi global dan solidaritas kemanusiaan lintas batas negara mampu menjangkau anak dari pelosok desa di Indonesia, membawa harapan baru bagi pasien dari keluarga tak mampu.

Little Heart Foundation, yang dikenal aktif di negara berkembang, membiayai penuh operasi kompleks dan berisiko tinggi tersebut yang tak terjangkau oleh sebagian besar warga dengan keterbatasan ekonomi. Organisasi ini tidak hanya menanggung biaya tindakan medis, tetapi juga membangun sistem rujukan luar negeri yang responsif bagi pasien dari Indonesia.

Yang membuat inisiatif ini semakin bermakna adalah keterlibatan organisasi lokal Amal Membantu Sesama (AMS), komunitas relawan yang sejak awal mendampingi pasien jantung di Lumajang. Di bawah koordinasi para relawan seperti Mbak Niken, AMS berperan penting dalam menggalang dana untuk biaya transportasi dan akomodasi Evan selama pengobatan.

“Semua biaya operasi ditanggung oleh pihak luar negeri, tapi biaya perjalanan dan akomodasi dibantu oleh donatur lokal melalui AMS. Ini kolaborasi yang luar biasa, bukti bahwa solidaritas bisa menembus batas negara dan status sosial,” ujar Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah) dalam kunjungannya, Jumat (4/7/2025).

Dampak Nasional: Rintisan Sistem Rujukan Internasional untuk Pasien Tak Mampu

Kisah Evan adalah potret awal dari kemungkinan besar yang bisa terwujud sistem rujukan luar negeri berbasis kemanusiaan yang memberi akses bagi pasien dari keluarga prasejahtera, tanpa harus terbentur keterbatasan fasilitas dalam negeri.

“Semoga ke depan makin banyak pasien dari keluarga kurang mampu yang bisa dibantu melalui skema seperti ini. Baik lewat kerja sama internasional maupun penguatan sistem rujukan pemerintah,” tambah Bunda Indah.

Apa yang terjadi di Lumajang ini bukan sekadar kisah penyelamatan satu anak, melainkan simbol kemajuan pola pikir layanan kesehatan Indonesia lebih terbuka, kolaboratif, dan berkeadilan. Di tengah isu ketimpangan akses kesehatan, kisah Evan menjadi narasi inspiratif bahwa anak desa pun berhak atas pengobatan terbaik di dunia. (MC Kab. Lumajang/Tomi/An-m)

Portal Berita Lumajang V.2021.2.1 © Hak Cipta Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lumajang | Dibuat dan dikembangkan dengan